Minggu, 21 April 2013

KONSEP DASAR KEBERSIHAN MULUT (ORAL HYGIENE)

A.    Pengertian

Oral Hygiene (kebersihan mulut) adalah melaksanakan kebersihan rongga mulut, lidah dari semua kotoran / sisa makanan dengan menggunakan kain kasa atau kapas yang dibasahi dengan air bersih.

Oral hygiene adalah suatu perawatan mulut dengan atau tanpa menggunakan antiseptik untuk memenuhi salah satu kebutuhan personal hygiene klien. Secara sederhana Oral hygiene dapat menggunakan air bersih, hangat dan matang. Oral hygiene dapat dilakukan bersama pada waktu perawatan kebersihan tubuh yang lain seperti mandi, mengosok gigi.

 
B.     Tujuan Oral Hygiene
            1)      Agar mulut tetap bersih / tidak berbau
            2)      Mencegah infeksi mulut, bibir dan lidah pecah-pecah stomatitis
            3)      Membantu merangsang nafsu makan
            4)      Meningkatkan daya tahan tubuh
            5)      Melaksanakan kebersihan perorangan
            6)      Merupakan suatu usaha pengobatan

 C.    Prosedur Tindakan Perawatan Mulut (Oral hygiene)

Penanganan perawatan rongga mulut (oral hygiene) memiliki prosedur tindakan standar yang harus diikuti dari standar peralatan hingga prosedur langkah kerja yang dilakukan. Berikut ini adalah prosedur tindakan perawatan mulut (oral hygiene):

1)      Peralatan 
a)      Larutan pencui mulut / larutan anti septic (Betadine cair)
b)      Tog spatel yang dibalut dengan satu lapis kassa
c)      Handuk wajah, bengkok
d)     Handuk kertas/tissue/ pengalas
e)      Gelas dengan air dingin / hangat
 
2)      Langkah-langkah
a)      Jelaskan prosedur kepada keluarga penderita / penderita
b)      Cuci tangan anda
c)      Tempat handuk / pengalas diatas meja tempat tidur dan atau peralatan
d)     Tarik tirai disekitarv tempat tidur dan tutup pintu ruangan.
e)      Atur posisi klien
f)       Letak handuk dibawah wajah penderita dan bengkok dibawah dagu penderita
g)      Dengan hati-hati regangkan gigi atas dan bawah penderita dengan tong spatel secara tepat tapi lembut, diantara molar belakang. Sisipkan bila penderita rileks, bila memungkinkan.
h)      Bersihkan mulut penderita dengan menggunakan tong spatel yang telah dibasahi air/pencuci mulut. Bersihkan permukaan gigi. Gosok paltum mulut, bibir, pipi. Gosok lidah tetapi hindari refleks gag. Basahi aplikator bersih dengan air dan gosok mulut untuk mencuci. Ulangi sesuai dengan kebutuhan.
i)        Cuci tangan setelah melakuka tindakan.
j)        Catat hal-hal yang diperlukan (misalnya gusi berdarah, lidah yang pecah)

D.    Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Oral Hygiene
1)      Status Sosial Ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan klien menyediakan bahan-bahan yang penting seperti pasta gigi.
2)      Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang berhubungan dapat mempengaruhi praktek hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, anak-anak mendapatkan praktik oral hygiene dari orang tua mereka.
3)      Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang dapat membuat orang enggan memenuhi kebutuhan hygiene pribadi. Pengetahuan tentang oral hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik oral hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk melakukan oral hygiene.
4)      Status Kesehatan
Klien paralisis atau memiliki restriksi fisik pada tangan mengalami penurunan kekuatan tangan atau keterampilan yang diperlukan untuk melakukan hygiene mulut.
5)      Cacat Jasmani / Mental Bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.
 
E.     Akibat Tidak Dilakukannya Oral Hygiene
1)      Masalah umum
a)      Karries gigi
Karries gigi merupakan masalah umum pada orang muda, perkembangan lubang merupakan proses patologi yang mellibatkan kerusakan email gigi dikarenakan kekurangan kalsium.
b)      Penyakit periodontal
Adalah penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membran periodontal.
c)      Plak
Adalah transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala gigi pada margin gusi.
d)     Halitosis
Merupakan bau napas, hal ini merupakan masalah umum rongga mulut akibat hygiene mulut yang buruk, makanan tertentu atau proses infeksi. Hygiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.
e)      Keilosis
Merupakan gangguan bibir retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi vitamin, nafas mulut, dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan keilosis.
2)      Masalah mulut lain
a)      Stomatitis
Kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, defisiensi vitamin, infeksi oleh bakteri, virus atau jamur atau penggunaan obat kemoterapi.
b)      Glosisitis
Peradangan lidah hasil karena infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau gigitan.
c)      Gingivitis
Peradangan gusi biasanya akibat hygiene mulut yang buruk, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus. Perawatan mulut khusus merupakan keharusan apabila klien memiliki masalah oral ini. Perubahan mukosa mulut yang berhubungan dengan mudah mengarah kepada malnutrisi.
 
F.     Penilaian Kebersihan Mulut

Kebersihan mulut merupakan suatu tindakan atau perilaku perawatan mulut untuk memenuhi salah satu kebutuhan personal hygiene. Dimana dalam kebersihan mulut yang dilakukan seseorang untuk keluarga ataupun orang lain disekitarnya menggunakan standar lulus pengujian perilaku kebersihan mulut yang diklasifikasikan dengan menggunakan range nilai kuesioner skala likert < 50% dikatakan buruk (negatif) sedangkan >50% dikatakan baik (positif) dalam suatu kegiatan atau pun tindakan kebersihan mulut.