Pengertian kecemasan
Kecemasan
adalah respon emosional terhadap kekhawatiran yang tidak jelas dan
menyebar,yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak
berdaya. (Gail W.Stuart,2006:144)
Kecemasan
adalah suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan
gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan dari susunan saraf
Automotorik. (Haroldl Koplan.MD,1998:145)
Tanda dan gejala cemas
- Tanda fisik
- Gemetar,renjatan
- Rasa goyah,nyeri punggung dan kepala
- Ketegangan otot
- Napas pendek,hiperventilasi
- Mudah lelah
- Sering kaget
- Hiperaktivitas automotorik
- Wajah merah pucat
- Takikardia
- Tangan rasa dingin
Gejala psikologik
- Rasa takut
- Sulit konsentrasi
- Hepervigilance/siaga berlebihan
- Isomnia
- Libido menurun
- Rasa mengganjal ditenggorokan
- Rasa mual diperut
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ada dua :
Faktor-faktor kognitif
Fokus
dari perspektif kognitif adalah pada peran dari cara berpikir yang
distorsi dan disfungsional yang mungkin memegang peran pada pengembangan
gangguan-gangguan kecemasan. beberapa gaya berpikir yang dikaitkan dengan gangguan-gangguan kecemasan adalah:
Prediksi berlebihan terhadap rasa takut
Orang
dengan gangguan kecemasan sering kali memprediksi secara berlebihan
tentang seberapa besar ketakutan atau kecemasan yang akan mereka alami
dalam situasi-situasi pembangkitan - kecemasan, orang dengan fobia ular
misalnya, mungkin berharap akan gemetar ketika berhadapan dengan seekor
ular
Keyakinan yang Self-Defeating atau rasional
Pikiran-pikiran
Self-Defeating dapat meningkatkan dan mengekalkan gangguan-gangguan
kecemasan dan fobia. Bila berhadapan dengan stimuli pembangkitan
kecemasan, orang mungkin berfikir, ”Saya harus keluar dari sini,”
atau”Jantung saya akan meloncat keluar dari dada saya”.pikiran-pikiran
semacam ini mengintensifikasi keterangsangan otomotorik: menunggu
rencana, memperbesar aversivitas stimuli, mendorong tingkah laku
menghindar,dan menurunnya harapan untuk Self-Efficacy sehubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengembalikan situasi.
Sensitivitas berlebihan terhadap ancaman
Suatu
sensitivitas berlebihan terhadap sinyal ancaman adalah ciri utama dari
gangguan-gangguan kecemasan. Orang-orang dengan fobia memersepsikan
bahaya pada situasi-situasi yang oleh kebanyakan orang dianggap
aman,seperti menaiki elevator atau mengendarai mobil melalui jembatan.
Kita semua mempunyai sistem alarm internal yang sensitif terhadap sinyal
ancaman. Sistem ini secara ovulasi mempunyai keuntungan untuk manusia
karena meningkatkan kemungkinan terhadap hidup dalam lingkungan yang
sarat akan hostilitas.
Sensitivitas kecemasan
Sensitivitas
kecemasan (anxiety sensitivity) biasanya didesifinisikan sebagai
ketakutan terhadap kecemasan dan simtom-simtom yang terkait dengan
kecemasan. Orang dengan taraf sensitivitas yang tinggi terhadap
kecemasan mempunyai ketakutan terhadap ketakutan itu sendiri. Mereka
takut terhadap emosi-emosi mereka atau takut bahwa keterangsangan tubuh
yang diasosiasikan dengan keadaan tersebut akan menjadi tidak
terkendali, mengakibatkan konsekuensi yang merugikan, seperti menderita
serangan jantung,mereka mungkin mudah sekali menjadi panik bila mereka
mengalami tanda-tanda kebutuhan dari kecemasan,seperti jantung berdebar,
nafas pendek, karena mereka menganggap simtom-simtom ini sebagai akan
datangnya malapetaka.
Sensitivitas terhadap kecemasan merupakan faktor resiko yang penting bagi gangguan panik
Salah mengatribusikan sinyal-sinyal tubuh
Para
teoretikus kognitif menunjukkan peran dari salah interpretasi yang
membawa bencana, seperti peran palpitasi jantung,pusing tujuh
keliling,kepala enteng dalam eskalasi dari simtom-simtom panik menjadi
serangan panik yang parah. Epinefrina mengintensifikasi sensasi fisik
dengan terjadinya peningkatan denyut jantung, nafas cepat, dan
berkeringat. Perubahan-perubahan pada sensasi tubuh ini
diinterpretasikan secara salah sebagai tanda-tanda dari akan terjadinya
serangan panik atau lebih buruk lagi sebagai tanda akan terjadinya
bencana(“Ya Tuhan,saya mendapat serangan jantung!”). salah atribusi dari
sinyal-sinyal tubuh lebih lanjut dapat memperkuat persepsi akan adanya
ancaman,yang kemudian meningkatkan kecemasan, dan lebih lanjut lagi
menyebabkan simtom-simtom tubuh yang terkait dengan kecemasan, dan
seterusnya dalam suatu lingkaran setan yang dengan cepat akan membubung
menjadi serangan panik yang sepenuhnya
Kecemasan dan Self-Efficacy yang rendah
Kehilangan
kepercayaan dalam kemampuan sendiri untuk mengekspresikan dirinya
sendiri. Ide yang ingin diungkapkan dihambat oleh kecemasan,yang
mengganggu kemampuannya untuk berpikir dan berbicara dengan jelas.
Kecemasan ini dipertahankan dengan persepsi yang salah tentang dirinya
sebagai tidak mampu untuk mengatakan hal yang benar bila diminta untuk
berpendapat dalam kelas atau bila berjumpa dengan orang-orang baru
Faktor-faktor Biologis
Bukti-bukti
makin bertambah mengenai pentingnya faktor-faktor biologis pada
gangguan-gangguan kecemasan faktor-faktor seperti hereditas dan
ketidakseimbangan biokimia di otak. faktor biologis diantaranya adalah:
Faktor-faktor genetis
Faktor-faktor
genetis tampak mempunyai peran penting dalam perkembangan
gangguan-gangguan kecemasan, termasuk gangguan panik ,gangguan kecemasan
menyeluruh, gangguan obsesis-kompulsif, dan gangguan-gangguan fobia.
Peneliti juga mengaitkan suatu gen dengan neurotisisme, suatu trait
kepribadian yang mungkin mendasari kemudahan untuk berkembangnya
gangguan-gangguan kecemasan. Trait neurotitisme mempunyai ciri
kecemasan, suatu perasaan bahwa suatu yang buruk akan terjadi,dan
kecenderungan untuk menghindari stimulus pembangkit ketakutan. Para
peneliti memperkirakan bahwa separuh variabilitas dari masyarakat dalam
populasi umum yang mempunyai trait mendasar ini berasal dari
faktor-faktor ganetis,dan factor lingkungan menjelaskan yang separuhnya
lagi.
Neorotransmiter
Sejumlah
neurotransmitter berpengaruh pada reaksi kecemasan,termasuk gamma
aminobutyrc (GAMA). GAMA adalah neurotransmitter yang inhibitori, yang
berarti meredakan aktivitas berlebih dari system saraf dan membantu
untuk meredam respon-respon stress. bila aksi GABA tidak adekuat,
neuro-neuro dapat berfungsi berlebihan,kemungkinan menyebabkan
kejang-kejang .dalam kasus-kasus yang kurang dramatis,aksi GABA yang
kurang adekuat dapat meningkatkan kecemasan. ketidakteraturan dalam
reseptor serotonin dan norepinephrine di otak juga memegang peran dalam
gangguan-gangguan kecemasan. (Jeffrey S. Nevid, 2005:180)
Tingkat Kecemasan.
Kecemasan ringan
Berhubungan
dengan ketegangan dalam hidup sehari-hari dan menyebabkan seseorang
menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat
memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
Kecemasan sedang
Memungkinkan
seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan
yang lain. sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun
dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
Kecemasan berat
Sangat
mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat
berpikir tentang hal lain. Semua prilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat
memusatkan pada suatu area lain.
Kecemasan tingkat panik.
Berhubungan
dengan terperangah, ketakutan dan teror. Rincian terpecah dari
proporsinya karena mengalami kehilangan kendali,orang yang mengalami
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik
melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik ,terjadi peningkatan
aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.
Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan,dan jika
berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang
sangat bahkan kematian. (Stuart dan Sundeen,1998:175)
Faktor Predisposisi
Dalam
pandangan psikoanalitik, kecemasan adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian-id dan superego. Id mewakili
dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma
budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi dua tuntutan dari
elemen yang bertentangan, dan fungsi kecemasan adalah mengikatkan ego
bahwa ada bahaya.
Menurut
pandangan interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap
tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan,yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri
rendah terutama mudah mengalami perkembangan kecemasan yang berat.
Menurut pandangan prilaku, kecemasan
merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Pakar
prilaku lain menganggap kecemasan sebagai suatu dorongan untuk belajar
berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. Pakar
tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam
kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih sering
menunjukkan kecemasan pada kehidupan selanjutnya.
Kajian
keluarga, Menunjukkan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpah tindih dalam gangguan
kecemasan dan antara gangguan kecemasan dengan depresi.
Kajian
biologis, menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan.(Gail
W.Stuart, 2006:146)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar