PENGERTIAN
- Pengetahuan merupakan hasil dari “Tahu” dan terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu obyek. Penginderaan
terjadi melalui panca indera yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman
rasa dan raba. Namun sebagian besar pengetahuan seseorang didapat
melalui panca indera mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku
seseorang (Notoatmodjo, 2003).
- Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat
suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik
secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang
melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarok,
2007).
TINGKAT PENGETAHUAN
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang (over behavior) pengetahuan yang
tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1.Know (Tahu)
Yaitu mengingat, menghafal suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2.Comprehension (Pemahaman)
Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan atau menginterprestasikan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat diinterpretasi
dengan benar.
3.Application (Penerapan)
Yaitu kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip dan prosedur materi
yang telah dipelajari pada waktu, situasi atau kondisi sesungguhnya.
4.Analysis (Analisis)
Yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek dalam bentuk
komponen-komponen. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata
kerja, dapat menggambarkan/membuat bagan, membedakan atau memisahkan,
mengelompokkan dan lain sebagainya.
5.Synthesis (Sintesis)
Yaitu kemampuan untuk melakukan/menghubungkan bagian-bagian kedalam satu
bentuk keselarasan yang baru dengan kata lain. Sintesis adalah
kemampuan untuk menyusun formulir baru dengan formasi yang ada.
6.Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keselarasan yang baru
dengan kata lain evaluasi adalah kemampuan untuk menilai dan menyusun
formulir dari formula-formula yang ada.
Berdasarkan hal tersebut diatas disebutkan bahwa pengetahuan adalah
suatu proses mulai dari mengingat, memahami, selanjutnya mampu
melanjutkan ,menjabarkan dan mampu untuk menilai dari suatu objek atau
stimulus tertentu (Notoadmojo, 2003).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Mubarok (2007):
1.Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain
terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri
bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka
menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah,
akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan,
informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
2.Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman
dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
3.Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan dan pada aspek
fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis
besar ada empat kategori perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua,
perubahan proporsi, ketiga, hilangnya ciri-ciri lama, keempat, timbulnya
ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek
psikologis atau mental taraf berpikir semakin matang dan dewasa.
4.Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5.Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang
kurang baik seseorang akan berusahan untuk melupakan, namun jika
pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis
akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi
kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam
kehidupannya.
6.Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai
budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin
masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap
pribadi atau sikap seseorang.
7.Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
Menurut Notoatmodjo (2005) cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua :
1.Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperolah kebenaran
pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah, atau metode penemuan
sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini
meliputi :
1).Cara coba salah (trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi
persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba
saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,
dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba
kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat
terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba)
and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah/coba-coba.
2).Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan
dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan
seperti ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
berikutnya. Misalnya, mengapa harus ada upacara selapanan dan turun
tanah pada bayi, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum jamu,
mengapa anak tidak boleh makan telur dan sebagainya.
Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional
saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan-kebiasaan
seperti ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang
mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang
pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut
diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas
pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
3).Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, yang bermakna bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
pada masa yang lalu.
4).Melalui jalan pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya melalui induksi atau deduksi. Induksi yaitu : proses
penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke
pernyataan yang bersifat umum. Deduksi yaitu : pembuatan kesimpulan dari
pernyataan umum kepada khusus.
2.Cara modern
Cara baru atau cara modern dalam memperoleh pengetahuan lebih
sistematis, logis dan alamiah. Cara ini disebut “metode penelitian
ilmiah” atau lebih populer disebut metodologi penelitian yaitu dengan
mengembangkan metode berfikir induktif. Mula-mula mengadakan pengamatan
langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian
hasilnya dikumpulkan dan diklasifikasikan, akhirnya diambil kesimpulan
umum.
Memperoleh kesimpulan dilakukan dengan observasi langsung dan membuat pencatatan. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok yakni :
a.Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.
b.Gejala sesuatu yang negatif yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c.Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi tertentu.
Berdasarkan hasil pencatatan-pencatatan ini kemudian ditetapkan
ciri-ciri atau unsur-unsur yang pasti pada suatu gejala. Selanjutnya hal
tersebut dijadikan dasar pengambilan kesimpulan atau generalisasi.
Prinsip-prinsip umum yang dikembangkan sebagai dasar untuk mengembangkan
metode penelitian yang lebih praktis. Selanjutnya diadakan penggabungan
antara proses berfikir deduktif-induktif.Venvikatif sehingga melahirkan
suatu cara penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Ahmad. (2009). Pernikahan Dini Masalah Kita Bersama. http://pa-bantul.net. Diakses 29 Maret 2010.
Alfiyah. (2010). Faktor-faktor Pernikahan Dini. http://alfiyah23.student.um.ac.id. Diakses 28 Maret 2010.
Budiarto, Eko (2003) Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC.
Effendy, N. (2004). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC.
Ihsan. (2008). Tuntunan Praktis Rumah Tangga Bahagia. Surabaya. BP-4 Jatim.
Lutfiati. (2008). Pernikahan Dini Pada Kalangan Remaja (15-19 tahun). http://nyna0626.blogspot.com. Diakses 4 April 2010.
Lany. (2008). Mengatasi Masalah Pernikahan Dini. http://www.solutionexchange.or.id. Diakses 5 April 2010.
Lubis. (2008). Keputusan Menikah Dini. http://wargasos08yess.blogspot.com. Diakses 3 April 2010.
Mubarok. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nugroho. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta. EGC.
Nukman. (2009). Yang Dimaksud Pernikahan Dini. http://www.ilhamuddin.co.cc. Akses 28 Maret 2010.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta :
Salemba Medika.
Sugiyono. (2006). Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.
Utsaimin. (2009). Dasar Hukum Hidup Berumah Tangga. Surabaya. Risalah Hati.