Banyak ibu yang belum mengerti akan pentingnya gizi balitanya. salah
satu faktor yang berperan aktif dalam mendeteksi dini masalah adalah
peran seorang kader. kader adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh
masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. disini kader berperan
aktif dalam penimbangan balita, pencatatan / pengisian KMS dan
keterampilan dalam interpretasi hasil penimbangan, mengidentifikasi
keterampilan kader dalam penyuluhan perorangan di posyandu. karena kader
kesehatan mempunyai peran besar dalam upaya meningkatkan kemampuan
masyarakat menolong dirinynya untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal sehingga dapat dilakukan pelatihan kader. jika kader dan tenaga
kesehatan tidak mempunyai keterampilan dalam pelayanan di posyandu maka
akan mempengaruhi ketidakaktifan ibu balita untuk kunjungan ke posyandu
dan pemanfaatan pelayanan kesehatan lainnya. dan masalah gizi pada
balita tidak teratasi. Dari faktor tersebut diatas mengategorikan kader
menjadi 2 yaitu terampil dan tidak terampil. kategori ini nantinya yang
akan menjadi salah satu standar pembenahan kesehatan di Indonesia dalam
bidang promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh kader.
Rencana kegiatan untuk mengarah ke arah pembenahan kesehatan di bidang
kesehatan promosi yang nantinya akan dilaksanakan pelatihan kader dan
pengujian kepada kader. kader yang sudah ikut pelatihan dan lulus
pengujian nantinya akan menjadi tangan kanan bidan dalam promosi
kesehatan di daerahnya.
Standar lulus pengujian keterampilan kader diklasifikasikan range nilai
<50% kader dikatakan tidak terampilan
> 50% kader dikatakan terampil bila kader dapat melaksanakan kegiatan kader posyandu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar